B. Mengontruksi makna tersirat dalam sebuah teks

Pada bagian sebelumnya, kamu telah mengkritisi teks anekdot dari aspek makna tersiratnya. Sekarang saatnya kamu mengonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks anekdot. Untuk mengonstruksi makna tersirat dalam anekdot, lakukan kegiatan-kegiatan berikut ini.

Indikator 1 Membandingkan Anekdot dengan Humor

Pada pembelajaran sebelumnya, kamu telah belajar bahwa anekdot adalah cerita singkat yang lucu dan menarik. Apakah semua cerita lucu dapat dikategorikan sebagai anekdot? Seringkali orang menyamakan antara humor dengan anekdot.

Agar dapat mengetahui persamaan dan perbedaan antara keduanya, bacalah contoh berikut ini.

Surat Cinta Tukang Buah dan Tukang Sayur

Wajahmu memang manggis

sifatmu juga melon kolis

Tapi hatiku nanas karena cemburu

Terasa sirsak napasku

Hatiku anggur lebur

Ini delima dalam hidupku

Memang ini salakku

Jarang apel di malam minggu

Aku ... mohon belimbing-mu

Kalo memang per-pisang-an ini yang terbaik untukmu

Semangka kau bahagia dengan pria lain Sawo nara

Dari: Durianto

 

PASIEN GILA

Sebuah mobil ambulans yang mengangkut beberapa orang pasien sakit jiwa terpaksa berhenti di tengah jalan karena bannya bocor. Ketika sedang mengganti ban, si Sopir tak sengaja menendang ke empat bautnya hingga masuk selokan. Dengan panik si Sopir berteriak, “Waduuuh, gimana gue bisa pasang ban kalau bautnya hilang?”

Mendengar teriakan itu, salah seorang pasien gila nyeletuk, “Bang copotin aja tuh satu baut dari masing-masing tiga roda lainnya. Terus pasang ke bannya. Jadi, masing-masing ban dapat tiga baut. Ntar kalau ada toko baut, tinggal beli empat baut.”

Mendengar usul pasien gila tersebut, si Sopir langsung lega. “Pinter juga Lo tapi ... kenapa Lo masuk rumah sakit jiwa sih?”

Pasien itu menjawab, “Helooooo ... plis dech, kita ini cuma gila. Bukan bego kayak Lo.”

Indikator 2 Menganalisis Kritik yang Disampaikan dalam Anekdot

Dalam kegiatan sebelumnya, kamu sudah memahami bahwa salah satu perbedaan antara humor dan anekdot adalah pada fungsinya. Humor hanya berfungsi untuk menghibur, sedangkan anekdot berfungsi untuk menyampaikan makna tersirat (biasanya berupa kritik).

Kritik dalam anekdot seringkali disampaikan dalam bentuk sindiran, tidak disampaikan secara langsung. Hal itu dilakukan untuk menghindari konflik antara pihak yang menyampaikan sindiran dengan pihak yang disindir. Tujuannya agar pesan yang ingin disampaikan, kritiknya, dapat diterima oleh pihak yang dikritisi tanpa menimbulkan ketersinggungan. Untuk itulah, pencerita menggunakan ungkapan yaitu berupa kata, frasa, atau kalimat yang bermakna idiomatis, bukan makna sebenarnya.

Berikut adalah contoh analisis kritik atau sindiran dalam anekdot Dosen yang Menjadi Pejabat.

Kata, frasa, klausa, atau kalimat                                 Makna idiomatis

Kursi                                                                           Jabatan

Takut kursinya diambil orang                                     Takut jabatannya direbut orang lain

 

Berdasarkan identifikasi kata dan klausa idiomatis dalam tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kritik yang disampaikan dalam anekdot tersebut ditujukan pada para pejabat yang tidak mau atau takut dilengserkan.

Indikator 3 Menyimpulkan Makna Tersirat dalam Anekdot

Pada pembelajaran sebelumnya, kamu sudah mempelajari bahwa di dalam anekdot terdapat sindiran yang disampaikan melalui humor. Dalam kegiatan pembelajaran ini, kamu akan belajar menyimpulkan makna tersirat yang disampaikan melalui anekdot. Makna tersirat anekdot berbeda dengan sindiran dan kritikan. Hal ini tentu saja tetapi lebih mengarah pada tujuan yang ingin disampaikan oleh si pembuat kritik. Sekarang, mari kita perhatikan lagi anekdot dosen yang juga menjadi pejabat berikut ini.

Dosen yang juga Menjadi Pejabat

Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang. Tono : “Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk tidak pernah mau berdiri.”

Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”

Tono : “Ya, Udin tahu sebabnya.”

Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.”

Tono : “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.”

Udin : “Loh, apa hubungannya.”

Tono : “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.”

Udin : “???”

Dalam teks anekdot tersebut, kritik yang disampaikan ditujukan kepada para pejabat yang takut dan tidak mau turun dari jabatannya atau takut kehilangan jabatan. Tujuan yang ingin disampaikan tentu bukan hanya menyindir para pejabat yang tidak mau atau takut kehilangan jabatannya. Akan tetapi, jauh lebih dari itu, yaitu agar para pejabat sadar bahwa jabatan itu ada masanya. Ketika masa jabatan sudah habis, hendaknya para pejabat itu dengan legawa bersedia digantikan oleh orang lain.

Berdasarkan uraian di atas, dapat kamu simpulkan bahwa makna tersirat yang dimaksud lebih mengarah pada pesan moral yang hendak disampaikan melalui anekdot. Pesan moral itu dapat dirunut dari kritikan atau sindiran yang disampaikan lewat anekdot.

 

0 Response to "B. Mengontruksi makna tersirat dalam sebuah teks"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Unlimited Hosting WordPress Developer Persona

Iklan Tengah Artikel 1

Hosting Unlimited Indonesia

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel