BAB VIII TEKS PUISI
BAB VIII PUISI
Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa
Yunani poites, yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin
dari kata poeta, yang artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan,
menyair. Dalam perkembangan selanjutnya, makna kata tersebut menyempit menjadi
hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan
menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan sebuah seni
tertulis. Dalam bentuk seni ini, seorang penyair menggunakan bahasa untuk
menambah kualitas estetis pada makna semantis. Selain itu puisi juga merupakan
curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.
1. Struktur Fisik Puisi :
o
Perwajahan Puisi (Tipografi)
Perwajahan puisi (tipografi) yaitu bentuk penulisan
puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata,
tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut
sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
- Diksi
Diksi yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh
penyair dalam puisinya. Karena puisi merupakan
bentuk karya sastra dengan sedikit
kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih
secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna,
keselarasan bunyi, dan urutan kata.
- Imaji
Imaji adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat
mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan
perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji
penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat
mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa
yang dialami penyair.
- Kata Konkret
Kata konkret adalah kata yang dapat ditangkap dengan indra yang memungkinkan
munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misalnya
kata konkret “salju” melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll. Sedangkan
kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi,
kehidupan, dll.
- Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah penggunaan
bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi
tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatik, artinya
memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Gaya bahasa disebut juga majas.
Adapun macam-macam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes,
ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio,
klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
- Rima/Irama
Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan
akhir baris puisi. Rima mencakup:
- Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.),
- Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi (kata), dan sebagainya
- Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi.
2. Struktur Batin Puisi
- Tema/Makna (Sense)
Tema/makna (sense) media puisi
adalah tataran bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka
puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna
keseluruhan.
o
Rasa (Feeling)
Rasa (feeling) yaitu sikap penyair terhadap pokok
permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat
kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar
belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam
masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan.
Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak
bergantung pada kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan
bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan,
pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan
psikologisnya.
o
Nada (Tone)
Nada (tone) yaitu sikap penyair terhadap pembacanya.
Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema
dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan
masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada
sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
o
Amanat/Tujuan/Maksud (Intention)
Amanat/tujuan/maksud
(intention)
yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.
0 Response to "BAB VIII TEKS PUISI"
Post a Comment