BAB V TEKS NEGOSIASI KD C. MENGANALISIS TEKS NEGOSIASI
C. Menganalisis Teks Negosiasi
Indikator 1. Menentukan Bagian (Struktur) Teks Negosiasi
Struktur
teks negosiasi adalah orientasi, pengajuan, penawaran, dan persetujuan. Perhatikan
contoh analisis struktur teks negosiasi berikut ini.
Pembeli
: Berapa harga sekilo mangga ini, Bang?
|
Orientasi
|
Penjual
:
Tiga puluh ribu Bu. Murah.
|
Orientasi
|
Pembeli
: Boleh kurang kan, Bang?
|
Pengajuan
|
Penjual
:
Belum boleh Bu. Barangnya bagus loh. Ini bukan karbitan. Masak di pohon Bu.
|
Penawaran
|
Pembeli
: Iya Bang. Tapi harganya boleh kurang kan Bang? Kan lagi musim Bang. 20 ribu
saja ya?
|
Pengajuan
|
Penjual
:
Belum boleh Bu. 28 ribu ya Bu. Biar saya dapat untung.
|
Penawaran
|
Pembeli
: Baiklah tapi saya boleh milih sendiri kan Bang?
|
Pengajuan
|
Penjual
: Asal jangan pilih yang besar-besar ya Bu. Nanti saya bisa rugi.
|
Penawaran
|
Pembeli
: Iya Bang. Yang penting saya dapat mangga yang bagus dan tidak busuk.
|
Persetujuan
|
Penjual
: Saya jamin Bu. Kalau ada yang busuk boleh ditukarkan.
|
Persetujuan
|
Pembeli
:
Baiklah, saya ambil 3 kilo ya Pak.
|
Persetujuan
|
Indikator
2. Menyebutkan unsur-unsur surat
penawaran
Surat
penawaran dan pemesanan barang dilihat dari tujuannya, termasuk surat niaga. Surat
niaga adalah surat yang digunakan dalam kegiatan perdagangan. Struktur surat
niaga hampir mirip dengan surat resmi yang mencakup unsur-unsur berikut ini.
1. Kop
Surat
a. Nama
lembaga/instansi/organisasi. Penulisannya menggunakan huruf kapital
b. Menyertakan
alamat dan kontak telepon serta website atau email jika ada. tetapi
penulisannya menggunakan huruf besar dan kecil.
2. Nomor
Surat
3. Lampiran
4. Hal
Hal merupakan inti atau perihal surat
tersebut. Penulisannya seperti judul karangan.
5. Tanggal
Surat
Posisi tanggal surat di kanan sejajar
dengan nomor surat.
6. Alamat
Penerima Surat
Hindari penggunaan kata “kepada”.
7. Salam
Pembuka Surat
Akhiri dengan penggunaan tanda baca
“koma.”
8. Tubuh
Surat (pembuka, isi, dan penutup)
9. Salam
Penutup Surat
Diikuti nama, jabatan, dan tanda tangan penanggung
jawab surat
Indikator 3. Mengidentifikasi Pasangan Tuturan dalam Teks
Negosiasi
Bacalah
kembali teks negosiasi antara pembeli dan pedagang buahbuahan di atas, kemudian
perhatikan kutipan berikut.
Kutipan 1:
Pembeli : “Iya, Bang, tapi harganya boleh kurang kan? Kan lagi musim, Bang. Dua puluh ribu saja ya?”
Pembeli : “Iya, Bang, tapi harganya boleh kurang kan? Kan lagi musim, Bang. Dua puluh ribu saja ya?”
Penjual : “Belum boleh, Bu. Dua puluh delapan ribu,
ya, Bu.Biar saya dapat untung, Bu.”
Kutipan 2
Pembeli : “Baiklah, tapi saya boleh milih sendiri, kan Bang?”
Pembeli : “Baiklah, tapi saya boleh milih sendiri, kan Bang?”
Penjual : “Asal jangan pilih yang besar-besar, Bu.
Nanti saya bisa rugi.” Pada kutipan 1 terdapat pasangan tuturan meminta dan
menolak penurunan harga, sedangkan pada kutipan kedua pasangan tuturannya adalah
meminta dan memberi. Pasangan tuturan sesuangguhnya adalah tindakan saling
memberi pesan dan merespon antara partisipan dalam kegiatan negosiasi.
Berikut adalah contoh-contoh pasangan tuturan.
1. Mengucapkan salam > membalas
salam
2. Bertanya > menjawab atau tidak
menjawab
3. Meminta tolong > memenuhi atau
menolak permintan
4. Meminta > memenuhi atau menolak
permintaan
5. Menawarkan > menerima atau
menolak tawaran
6. Mengusulkan > menerima atau
menolak usulan
Indikator 4. Mengidentifikasi Kalimat Persuasif dalam Teks
Negosiasi
Kamu telah memahami bahwa negosiasi
bertujuan untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak. Untuk
mencapai kesepakatan itu, diperlukan kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain
dengan bahasa yang tepat. Ciri bahasa dalam negosiasi yang berhasil adalah
bahasa yang santun dan persuasif.
Perhatikan contoh kalimat persuasif
pada kutipan berikut ini.
Anak : “Ayah tenang saja, semuanya
sudah aku pikirkan. Ayah doakan saja biar aku mudah meraih cita-cita.
Ayah : “Ya, sudahlah kalau itu mau
kamu, tapi nanti malam kamu pikirkan lagi, ya.”
Dalam kutipan di atas, si anak
menggunakan kalimat persuasif Ayah doakan saja biar aku mudah meraih cita-cita.
Makna tersirat dari kalimat itu adalah si anak memaksa secara halus kepada
ayahnya agar mengizinkannya memilih sekolah sesuai dengan cita-citanya.
Bahasa yang santun juga sangat
mempengaruhi keberhasilan negosiasi. Kata-kata yang digunakan untuk menunjukkan
kesopanan antara lain: tolong, silakan, cobalah, percayalah, dan bolehkah.
Kata-kata tersebut sebenarnya kata-kata yang bersifat perintah tetapi
disampaikan secara persuasif. Dengan demikian, terkesan sopan dan sulit ditolak
oleh lawan bicara.
0 Response to "BAB V TEKS NEGOSIASI KD C. MENGANALISIS TEKS NEGOSIASI"
Post a Comment